Menu Close

Pasca KTT Asean Ke-42, Bagaimana Pemanfaatan Venue MICE Golo Mori?

Loading

Pembangunan infrastruktur Venue MICE, di Golo Mori, Desa Golo Mori, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, saat ini sudah mencapai 95 %. Secara fisik bangunan, Venue MICE sudah siap menjadi tempat pelaksanaan KTT Asean ke-42 pada bulan Mei mendatang. Setelah pelaksanaan KTT usai, bagaimana pemanfaatan Venue MICE yang dibangun di atas lahan seluas 20 Ha itu?

Labuan Bajo, Kominfo. Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo bersama sejumlah Menterinya, baru saja usai meninjau persiapan pelaksanaan KTT Asean Summit. Venue Meetings, Incentives, Conventions and Exhibitions (MICE) adalah salah satu lokasi yang ditinjau Presiden Jokowi. Venue MICE itu merupakan pusat pelaksanaan KTT Asean ke-42.

Kepada Presiden Jokowi, Ari Sespati, Presiden Ditekur Indonesia Tourism Development Coporation (ITDC) menjelaskan bahwa pembangunan infrastruktur Venue MICE saat ini sudah mencapai 95 %.

“Pekerjaan kini tinggal hanya finishing. Prosentasenya sudah mencapai 95%,” jelas Ari Sespati kepada Presiden Jokowi, sebagaimana disampaikannya kepada Wartawan saat doorstop di Golo Mori, Selasa (14/03).

Diakui Sespati bahwa Presiden Jokowi sungguh mengapresiasi dengan progress pembangunan infrastruktur yang sudah berjalan.

Dengan demikian, lanjut Sespati, maka pelaksanaan KTT Asean Summit ke-42, siap dilaksanakan di Labuan Bajo, khususnya di Venue MICE sebagai pusat kegiatan.

Ketika ditanya Info Publik Manggarai Barat, bagaimana pemanfaatan Venue MICE Golo Mori, saat semua rangkaian kegiatan KTT Asean Summit selesai? Sespati mejelaskan bahwa Venue MICE tidak akan berhenti setelah KTT Asean selesai. Pemanfaatanya akan dilanjutkan, hingga berdampak pada peningkatan ekonomi.

Karena itu, lanjut Sespati, pengembangannya akan bekerja sama dengan pihak ketiga, utamanya dalam memanfaatkan lahan yang telah diberikan kepada ITDC untuk dikembangkan, yakni seluas kurang lebih 300 Ha.

“Kami telah diberi hak untuk memanfaatan lahan seluas 20 Ha. Tapi pengembanganya akan bekerja sama dengan pihak ketiga, utamanya lahan yang luasnya hampir mencapai 300 Ha,” jelasnya.

Sespati mengakui, bahwa terkait lahan, ITDC hanya berstatus sebagai pemilik kawasan. Selanjutnya dalam pengembangan dan pemanfaatan, akan menjalin kerja sama dengan pihak ketiga.

Sespati menyebut piha ketiga yang dimaksud adalah Hotel Indonesia Nature (HIN). Pemanfaatan secara operasional, kelak akan dikelola oleh HIN.

ITDC dan HIN, jelas Sespati, berada dalam satu holding pariwisata yang namanya Injourney.

Dari sekian proyek yang dikembangkan Injourney, aku Sespati, proyek Golo Mori adalah yang terbesar. Karena itu, tentu bekerja sama dengan HIN saja tidak cukup. Maka akan dicari investor lain untuk membangun hotel, resosrt dan lain sebagainya, dengan komposisi yang saling melengkapi.

Pasca KTT Asean Summit ke-24, kata sespati, Venue MICE Golo Mori, terbuka untuk umum. Dengan demikian, maka bila ada kegiatan masyarakat, seperti wedding party, atau kegiatan pemerintah seperti pertemuan, dapat dilangsungkan di tempat ini.

Sespati juga mengakui bahwa hal ini telah disampaikanya kepada pemerintah daerah, khsusnya Gubernur NTT.

“Tadi juga saya sudah sampaikan kepada pak gubernur, agar memberi arahan, sehingga acara pemerintah bisa diselenggarakan di sini. Karena ini tidak hanya asset pemerintah pusat, tapi juga asset yang berharga buat pemerintah NTT,” jelas Sespati. (EfjE – Tim IKP Kominfo)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *