Menu Close

FOGGING KURANGI PENYEBARAN NYAMUK AEDES AEGYPTY

Loading

LABUAN BAJO, 16 September 2019 – Sore itu, Rabu (11/9), di RT 19, Wae Nahi, Kelurahan Wae Kelambu, Kecamatan Komodo deru mesin fogging meraung-raung sambil mengeluarkan asap pekat. Dengan lincah dan tangkas dua petugas mengayunkan mesin fogging di tangannya seraya menyemprotkan asap di tempat-tempat yang diduga menjadi sarang nyamuk.

Nampak juga terlihat beberapa petugas lainnya. Terdapat empat orang petugas mengenakan seragam oranye. Mereka bergantian melakukan fogging. Mereka masuk ke setiap rumah penduduk melakukan penyemprotan.

Bunyi mesin yang mengeluarkan asap pekat itu menarik perhatian anak-anak kecil untuk mendekatinya tanpa takut menghirup asap yang mengandung racun itu. Mereka tidak tahu risikonya. Yang penting bagi anak-anak adalah bahwa mereka menikmati pemandangan yang menurut mereka menarik apalagi sambil bersorak-sorai beramai-ramai.

Beberapa orang tua yang melihat pemandangan itu, yang berada di sekitar lokasi, dengan suara keras dan lantang mengingatkan anak-anak agar tidak boleh mendekat. Sementara beberapa orang tua lainnyanya berjalan menjauh menghindari asap itu.

Asap yang keluar dari mesin fogging itu adalah gas dari insektisida yang dibuat dari zat pyrethroid sintetis. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), gas untuk fogging nyamuk sudah diracik sedemikian rupa sehingga tidak membahayakan manusia atau hewan peliharaan.

Kandungan insektisida dalam gas tersebut hanya mampu membunuh serangga kecil seperti nyamuk. Namun demikian, bila dihirup dalam jumlah yang berlebihan, gas tersebut dapat menimbulkan efek samping bagi manusia.

Racun yang terdapat dalam kandungan zat fogging itu bisa menyebabkan efek samping berupa batuk, mual, muntah, produksi air liur meningkat, berkeringat, mata merah, kulit gatal, napas terengah-engah, sakit perut, hingga hilang kesadaran.

Saat istirahat sejenak dalam bincang-binang santai, diketahui bahwa, kegiatan fogging sudah dimulai sejak Selasa, (10/9) di Sernaru. kegian serupa juga dilakukan di Jalan Buntu RT 04 Rw 04 desa Batu cermin. Foging masih akan terus dilakukan di beberapa tempat di kota Labuan Bajo antara lain Golo Koe, Kampung Air.

Fogging dilakukan karena akhir-akhir ini terjadi peningkatan kasus demam berdarah. Sekitar bulan Agustus 2019, terjadi satu kasus demam berdarah di Wae Nahi. Penderitanya adalah anak remaja (pelajar SMU). Berdasarkan laporan warga, menurut om Ambo (salah satu petugas), dan setelah melakukan penyelidikan untuk memastikan kejadian tersebut, maka dilakukan fogging. Fogging dilaksanakan dalam radius seratus meter dari titik lokasi kasus.

Upaya lain yang dilakukan untuk memberantas penyebaran nyamuk demam berdarah (aedes aegyti) adalah melakukan pengumuman keliling mengingatkan warga untuk menjaga kebersihan di sekitar rumah. Dilakukan kerja sama juga dengan pimpinan gereja-gereja di Kota Labuan Bajo untuk diumumkan kepada umat.

Namun yang paling penting adalah melakukan tiga M yaitu Menutup segala tempat yang bisa menampung air, baik di dalam maupun di luar rumah; Menguras tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi, akuarium, dan vas bunga satu hingga dua kali seminggu; dan Mendaur ulang sampah-sampah plastik yang bisa menampung air.

Setelah istirahat melepas lelah sejenak dalam obrolan dengan sejumlah warga sekitar, om Ambo pun berpamitan sambil menenteng megaphone di tangannya, ia bersama teman-temannya pun melanjutkan kegiatan fogging hingga senja. (Arnoldus Nggorong)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *