Labuan Bajo, Kominfo Mabar – Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Iriana Joko Widodo pada hari kedua kunjungan di Labuan Bajo meresmikan sistem penyediaan air minum (SPAM) Wae Mese II di Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Jumat, 22 Juli 2022.
Presiden Jokowi meresmian SPAM Wae Mese II ini setelah meninjau Proyek Pengembangan Sarana Hunian Pendukung Kawasan Pariwisata, Kampung Baru, Labuan Bajo. SPAM Wae Mese II merupakan bagian dari penataan infrastruktur pendukung pariwisata di Labuan Bajo.
Presiden Jokowi mengatakan bahwa penataan Labuan Bajo harus dilakukan secara terintegrasi, mulai dari penataan kawasan hingga ketersediaan listrik dan air.
“Dari airnya, ketersediaan listriknya, penataan kawasan semuanya terpadu, sehingga kebutuhan- kebutuhan yang ada bisa dipenuhi,” ujar Presiden Jokowi.
SPAM Wae Mese II dibangun dengan nilai investasi mencapai Rp159 miliar. SPAM yang dibangun pada tahun 2020 ini bermanfaat untuk menyediakan kebutuhan air minum masyarakat di Labuan Bajo sebanyak 8.000 sambungan rumah atau setara dengan 40 ribu jiwa.
Kepala Negara memandang bahwa pengembangan Labuan Bajo perlu dilakukan secara terpadu karena terjadi peningkatan investasi di Labuan Bajo utamanya di bidang perhotelan.
“Saya melihat ada peningkatan investasi utamanya hotel-hotel yang sangat banyak di Labuan Bajo ini,” tambahnya.
Sebelumnya pada hari Kamis (21/07), Presiden Jokowi juga telah meresmikan sejumlah infrastruktur pendukung pariwisata lain di Labuan Bajo seperti perluasan bandara, penataan kawasan di Pulau Rinca, penataan kawasan Marina Labuan Bajo, dan sistem pengelolaan sampah Warloka.
Penataan tersebut, kata Presiden, merupakan upaya pemerintah demi tercapainya kesejahteraan masyarakat sekitar.
“Kita ini masih memiliki pekerjaan membangun jalan, memperlebar jalan agar tujuan akhir dari penataan seluruh kawasan yang ada adalah kesejahteraan masyarakat di NTT, khususnya di Manggarai Barat, lebih khusus di Labuan Bajo,” ucap Presiden
Turut mendampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate, Gubernur NTT Viktor Laiskodat, dan Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi.
(Tian/Syarif ab – Tim IKP Kominfo Mabar)
Pembangunan pariwisata labuan bajo harus memberi efek positif( peningkatan kesejahtraan masyarakat flores pada umumnya). Jangan sampai pembangunan disana memarginalkan masyarakat lokal flores dan manggarai barat khususnya. selama ini saya melihat masyarakat lokal hanya menikmati keramaian pariwisata Yg dibangun..Sangat diperlukan pemberdayaan masyarakat lokal yang ada di desa desa seluruh flores terutama dalam bidang pertanian,peternakan,kerajinan dan lain-lain. Sebagai contoh saja: sayur-mayur, bawang merah,dan barang-barang kerajin utk mengisi pariwisata labuan bajo masih banyak didatangkan dari luar NTT. Lalu petani kita dapat apa ??? .Kedepannya pembangunan manggarai barat harus dilakukan konsep tematik..Misalnya Lembor raya harus ditetapkan sebagai lumbung pangan yang bisa memasok kebutuhan pangan untuk mengisi pariwisata labuan bajo. untuk kebijakan dan visi pembanguban untuk lembor raya harus diarahkan pada upaya peningkatan upaya peningkatan produktifitas pangan. demikian pula wilayah-wilayah lain harus dibangun sesuai karakteristik wilayah yg bersangkutan.Konektifitas antara desa dan kecamatan,dan kabupaten juga perlu dibangun agar produk yang dihasilkan di desa dengan mudah dipasarkan ke kota. Tanpa itu semua, maka percayalah pariwisata labuan bajo justru berdampak negatif utk manggarai barat,dan flores pada umumnya, Tanah dan masyarakat kita akan jadi sapi perahan..