Menu Close

Sarjana Sampah Jadi Miliarder

Loading

LABUAN BAJO,  Kominfomabar – Bagi Syawaluddin Mahasiswa Universitas Mataram Nusa Tenggara Barat (UNRAM NTB) sampah bukanlah petaka, sampah tidak sejorok yang di bayangkan. Menurutnya sampah adalah sebuah anugerah, sebuah sumber daya yang mendatangkan Uang.

Atas pandanganya itu, semasa kuliah Syawaluddin menghabiskan waktunya dengan memungut sampah plastik dan kertas di sekitar kampus UNRAM NTB. Baginya tidak ada waktu yang berlalu begitu saja tanpa bekerja keras.

Bermodalkan tekad kuat untuk meraih kesarjanaan ia pun tak malu mengumpulkan sampah yang ada di kampus itu. Ia melakoni profesi itu untuk membayar SPP kampus. Tak peduli apa kata teman – teman ia terus mengumpulkan sampah. Teman Mahasiswanya mengira Syawaluddin sedang gila. Ia terus mengumpulkan sampah untuk membiayai kuliah, Spp di zamanya per semester Rp.285.000,-, kisah Syawaluddin.

Dari hasil jualan sampah ke pengepul, sebulan ia mendapat duit Rp.400-500.000. Hasil sampah itu mengantar saya meraih gelar Sarjana.Teman- teman pun memanggil saya SARJANA SAMPAH karna menjadi sarjana dari hasil jualan sampah. Sampah itu juga saya gunakan sebagai Mahar untuk meminang Istri saya hingga akirnya berumah tangga, cerita Syawaluddin.

Isrti saya terus mensuport saya, aku semakin semangat meraih impian untuk mensejahterakan banyak orang melalui sampah. Impian saya mendirikan Bank Sampah, alhamdulilah dengan modal awal Rp 7. 500.000, saya dirikan Bank Sampah dengan nama “Bank Sampah Bintang Sejahtera NTB”, dan saya sendiri menjadi Direkturnya.

Syawaluddin menceritakan, tahun 2008 hingga 2015 usaha bank sampah miliknya menujukkan kemajuan. Suatu ketika Bank Sampah miliknya di lirik perusahan besar dan menyuntikkan modal .

Dari aktifitas mengumpulkan sampah setiap hari, kini perusahan bank sampah miliknya memiliki Omset miliaran rupiah. Tahun 2009 hingga 2015, omset kami sejumlah Rupiah 7. 500.000 000. Kini omsetnya naik mencapai 1,75 Miliar.

Usaha Bank Sampah miliknya terus mendapat suport dari Direktur SDM PT.Pegadaian Pusat, Edy Isdwiarto. “Pak Wiarto dan pimpinan wilayah VII Denpasar PT Pegadaian, Nuril Islamiah, selalu mensuport usaha kami,” ujar Sayawaludin.

Sejak 10 tahun silam, (2008) bank sampah miliknya mempunyai nasabah sebanyak 12 ribu nasabah sampah rumah tangga miskin. Sekarang ini saya mendapatkan uang 130 -170 juta per sekali kirim ke Surabaya. Saat ini saya mempekerjakan 90 orang, 36 orang mendapat UMR.

Sementara, dari 173 Desa di NTB, kami dorong untuk mendirikan bank Sampah Desa. Setiap hari dari Senin hingga Minggu warga menjual sampah plastik dan kertas, kami beli dengan harga Rp 3200 lalu kami jual ke Surabaya dengan harga Rp.5785. Sekali kirim sampah ke Surabaya kami memperoleh Rp 70 Miliar.

Kami juga sedang lakukan program imigrasi Tabungan, Nabung emas dengan sampah, pajak kendaraan dengan sampah, kata Syawaluddin.

Kini bank sampah miliknya sudah memiliki Asosiasi Pengusaha Sampah Indonesia (APSI). Sebuah Asosiasi untuk membantu pemerintah mengurangi timbunan sampah yang di buang ke tempat pembuangan akir sampah (TPAS).

Bahkan Gudang sampah miliknya sudah di lihat oleh Bapak Menkokemaritiman dan Investasi, Luhut B.Pajaitan. Usai menggelar HPSN di Labuan Bajo NTT, Jumat 6 Maret, Bapak Menko meninjau gudang sampah saya di Lombok. “Kemarin teman – teman saya mengatakan Bapak Luhut tinjau gudang sampah saya,” kisah Syawaluddin bangga.

Berkat kerja kerasnya, kini Ia di minta oleh Gubernur NTB, mendampingi program kreatifitas mengelola sampah berbasis rumah tangga. Sebuah program proiritas pemprop NTB untuk menyelamatkan Pariwisata yaitu NTB Bebas Sampah 2023 .

Bagi pemerhati Lingkungan, nama Syawaluddin sudah tidak asing lagi. Berbagai prestasi telah ditorehkanya di bidang lingkungan dan kesejahteraan rumah tangga miskin. Prestasi itu pula lah yang membuat panitia pusat HPSN 2020 mengundangnya untuk mengikuti puncak peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2020 di Labuan Bajo yang berlangsung sejak 5-6 Maret 2020 di Labuan Bajo Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur (NTT).

Bahkan Sabtu 7 Maret 2020 Ia di undang oleh Direktur SDM PT. Pegadaian Persero Edi Isdwiarto, untuk memberikan testimoni pada kegiatan Penyerahan Bank Sampah dan Bantuan CSR PT. Pegadaian (Persero) kepada BUMDES Batu Cermin Manggarai Barat NTT.

Syawaluddin ketika di daulat untuk memberikan testimoni, di mana hadir pada kegiatan tersebut Bupati Manggarai Barat Agustinus Ch.Dula bersama unsur Forkompimda serta petinggi PT. Pegadaian. Syawaluddin di hadapan Bupati Gusti serta undangan meceritakan kisahnya hingga mengantarnya menjadi pengusaha sukses karna memungut sampah (seperti di ceritakan di atas ).

Menurutnya, peristiwa kelam yang terjadi 21 Pebruari 2005 di Leuwigajah Kecamatan Cimahi Jawa Barat akibat longsor Tempat Pembuangan Akir Sampah (TPAS) yang mengakibatkan sejumlah rumah penduduk rata tanah dan menewaskan 157 jiwa, mestinya tidak terjadi bila saja sampah yang di hasilkan langsung di olah oleh bank sampah.

Peristiwa tersebut akirnya di tetapkan sebagai hari peduli sampah nasional. Akibat peristiwa itu,isu sampah menjadi perhatian pemerintah dan seluruh kalangan. Bagi saya sampah menjadi petaka jika tidak di olah. Sebaliknya sampah menjadi Sumber Daya yang mendatangkan Duit jika di olah, apalagi di zaman ini mesin teknologi pengelolaan sampah sudah ada, kata Syawaluddin.

Dikatakannya, isu sampah telah menjadi permasalahan nasional sehingga pengelolaanya tidak hanya di lakukan di TPAS akan tetapi di lakukan secara komperehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar memberikan manfaat ekonomi, sehat bagi masyarakat, aman bagi lingkungan serta mengubah perilaku masyarakat. “Apalagi Labuan Bajo sebagai Destinasi super prioritas, kebersihan destinasi wisata menjadi indikator peningkatan arus kunjungan wisatawan dengan menawarkan fasilitas bersih dan daya tarik wisata labuan Bajo,” ujarnya.

Ia pun mengajak masyarakat mengumpulkan sampah untuk diolah.Kami ajak masyarakat untuk membuang sampah rumah tangga pada tempatnya dan jangan membuangnya bukan pada tempatnya. Sampah plastik rumah tangga yang sudah di pilah di jual ke bank sampah lalu di olah akan mendatangkan duit, ujarnya.

Syawaluddin pun berasumsi seandainya di Labuan Bajo dalam setahun berhasil mengumpulkan sampah plastik dan kertas 64 ton dan di jual ke Pabrik di Surabya dengan harga Rp 1500 saja, maka setahun Labuan Bajo mendapat keuntungan Rp 34 miliar dari sampah saja, itu kalo di jual Rp.1500. Saya di NTB beli sampah 3200 di jual ke Surabaya Rp.5785, saya memperoleh keuntungan Rupiah 70 miliar sekali pengiriman ke Surabaya.

Saya sampaikan ini supaya teman – teman BUMDES Batu Cermin bisa memaksimalkan bantuan CSR dari PT. Pegadaian berupa, satu unit bangunan the gade clean and gold, dua unit sepeda motor roda 3, satu unit perangkat komputer, satu lemari filling kabinet, meja dan kursi, satu unit pencacah sampah dan 40 buah tong sampah. Saya juga berharap teman – teman Bumdes Batu Cermin menjadi lebih semangat untuk menanamkan investasi di bidang pengelolaan sampah.

Dengan adanya Bank Sampah ini di harapkan dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi masyarakat setempat. Masyarakat menjual sampah dan hasil penjualanya bisa dalam bentuk Tabungan Emas Pegadaian.

Syawaluddin berharap, kesadaran masyarakat tidak membuang sampah secara sembarangan sehingga program sampah menjadi barang berharga yang kita canangkan bersama pemerintah mencapai hasil yang maksimal.

Saya juga siap membeli sampah teman – teman, apabila pabrik di Surabaya terlalu jauh, saya tunggu sampah Batu Cermin di Lombok atau Dompu NTB. Jadikan sampah sebagai sahabat yang memberi Kita uang bukan musuh yang mendatangkan petaka, tuturnya menyemangati Bumdes Batu Cermin.
(Hans)**

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *