Menu Close

Pemkab Mabar Panen Perdana Program TJPS MT I 2022/2023

Loading

Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, menggelar kegiatan panen perdana Program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) musin tanam pertama (MT I) periode 2022/2023. Dari 21,5 hektar yang dipanen, hasil ubinannya adalah 10,88 ton perhektar. Atau jika dikonversi menjadi jagung pipilan, maka hasilnya adalah 4,24 ton perhektar.

Kegiatan panen perdana Jagung itu berlangsung di desa Golo Leleng Kecamatan Sano Nggoang, Jum’at (10/03).

Hadir pada kegiatan panen perdana ini antara lain : Bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi, SE, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan Kab. Manggarai Barat, Laurensius Halu, SST beserta sejumlah pimpinan OPD, Kepala Badan Pusat Statistik Manggarai Barat, Ande Ade Sandi, Kepala Cabang Bank NTT Labuan Bajo, Ketua Kadin Manggarai Barat, Charles Suherman, yang juga penjadi pihak pembeli jagung petani, Camat Sano Nggoang beserta sejumlah kepala desa dari wilayah kecamatan Sano Nggoang, para penyuluh pertanian dan pendamping program TJPS serta petani penanam jagung setempat.

Selain dihadiri oleh aparat pemerintah dari lingkup pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, hadir pula dari Dinas Tanaman Pangan Prop. NTT yang diwakili oleh Kepala Bidang Tanaman Pangan, Nikson.

Yang istimewa, kegiatan panen perdana program TJPS musim tanam pertama tahun 2022/2023 untuk Kabupaten Manggarai Barat ini dihadiri oleh Direktorat pengolahan dan pemasaran investasi, Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI, Indah Sulistyorini, beserta sejumlah pejabat fungsional.

Atas kehadiran berbagai pihak pada kegiatan panen perdana itu, utamanya dari Kementerian Pertanian RI, Bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi, SE menyampaikan terima kasih.

“Saya mengucapkan selamat datang untuk tamu kita, baik dari propinsi, utamanya dari Kementerian Pertanian RI. Terima kasih sudah datang. Inilah salah satu lokasi yang ditanam jagung di Kab ini. Ini potretnya,” ucap Bupati Edi.

Kepada tamu yang datang dari luar wilayah Kabupaten Manggarai Barat itu, Bupati Edi memberikan gambaran tentang luas wilayah, kemudian membandingkanya dengan jumlah pekerja disektor pertanian.

“Saya perlu gambarkan, luas kabupaten ini 9.640 ribu kilo meter persegi. Dari luas itu, 2.900-nya adalah daratan. Data juga menyajikan bahwa 78,97 persen mata pencaharian rakyat di kabupaten ini adalah petani,” jelas Bupati Edi.

Dari angka 78,97% yang bermata pencaharian sebagai petani, lanjut Bupati Edi, hanya memberikan kontribusi 3,26 persen terhadap angka PDRB. Jika melihat potret ini, ada gab yang terjadi begitu jauh. Sebab para petani rata-rata tinggal di desa dan kehidupan ekonominya belum mendekati apa yang disebut dengan kesejahteraan.

“Inilah yang menjadi pekerjaan rumah kita bersama. Mulai dari pemerintah pusat, pemerintah propinsi, pemerintah kabupaten dan pemerintah desa, yang harus ditopang oleh pihak ketiga,” jelas Bupati Edi.

Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan Kab. Manggarai Barat, Laurensius Halu, SST pada kesempatan itu memberi gambaran umum tentang kegiatan panen raya.

Panen raya ini, kata Kadis Halu, merupakan rangkain yg terakhir dari seluruh aspek kegiatan  budidaya tanam jagung.

“Hari ini yg didengungkan adalah tanam jagung panen sapi. Ini adalah filosofi yang memberi stimulus dan semangat utk kita skalian, terutama petani sebagai pelaku utama pertanian dalam system agribisni,” kata Kadis Halu.

Kemarin, lanjut Kadis Halu, petani sudah  tanam. Hari ini petani panen jagung, batangnya bisa kasi pakan ternak. Besok jagungnya dijual dan hasilnya bisa beli sapi.

Pada musim tanam pertama tahun 2022 ini, lanjutnya, Manggarai Barat meralisasikan lahan seluar 196,5 hektar. Dari sekian wilayah itu, sekitar 25 hektarnya ada di wilayah Kecamatan Sano Nggoang, dengan melibatkan 25 orang petani.

Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Manggarai Barat, Ande Ade Sandi, dalam laporannya menjelaskan bahwa hasil ubinan jagung yang telah dilakukan pihaknya pada lokasi itu adalah 10,88 ton perhektar.

“Hasil ini cukup tinggi. Jika kita konversi menjadi jagung pipilan, maka hasilnya akan menjadi 4,24 ton perhektar,” jelasnya.

Ande memaparkan bahwa potret yang dijelaskan itu adalah hasil yang sesungguhnya yang ada dilokasi itu.

“BPS memotret ril apa yang ada dilapangan. Bukan melukis yang jelek menjadi baik, atau yang baik menjadi jelek,” tutur Ande. (EfjE/Yanti-Tim IKP Kominfo Mabar)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *