Menu Close

LAUT BUKAN KERANJANG SAMPAH

Loading

LABUAN BAJO – Pagi yang asri dengan balutan hawa dingin begitu terasa di pantai Pede. Orang-orang yang berdatangan dengah seragam khas masing-masing instansi maupun komunitas berlangkah penuh riang disambut iringan musik yang memecah keheningan pagi.

Mereka yang datang baik secara perorangan maupun berkelompok itu adalah peserta yang akan terlibat dalam kegiatan Gerakan Bersih Pantai dan Laut (GBPL) yang diselenggarakan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai Barat.

Kegiatan GBPL ini difokuskan di sekitar Pantai Pede, Labuan Bajo, Desa Gorontalo, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Rabu (3/10/2018).

Gerakan Bersih Pantai dan Laut yang dilakukan sebagai bagian dari rencana Aksi  Nasional Penanggulangan Sampah di laut melibatkan para pemangku kepentingan di antaranya Pemerintah, Pemerintah Daerah, LSM, diver, pegiat lingkungan, dan masyarakat setempat.

Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Mohamad Abduh Nurhidayat mengatakan, GBPL merupakan satu ujud dari komitmen yang diinisiasi oleh KKP dan perikanan sejak 2012.

“Ini merupakan kegiatan yang sangat penting untuk dilakukan dalam kepedulian kita terhadap laut dan pantai yang sedemikian luas dan indah. Saya kira perlu terus kita gelorakan semangat untuk bagaimana kita menjaga keberlanjutan peduli kita terhadap laut kita ini,” ujar Mohamad Abduh.

GBPL, demikian Mohamad Abduh, adalah satu pendekatan atau metode yang bersifat edukasi dengan harapn bisa merubah mindset kita jangan sampai kita terus menilai bahwa laut itu ibarat keranjang sampah.

“Ini yang harus kita rubah. Laut itu tidak boleh beragam sampah masuk ke dalamnya, tapi kenyataannya memang seperti itu, baik sampah yang dari darat maupun juga sampah dari kegiatan pelayaran di laut itu sendiri,” kata Mohamad Abduh.

Akibat dari banyaknya sampah dengan beragam jenisnya yang terbuang ke laut dapat dipastikan bahwa laut menjadi tercemar dan menjadi tidak sehat serta tidak elok. Aspek kesehatan dan keindahan dari laut terabaikan.

“Beragam sampah itu dapat membahayakan kehidupan berbagai jenis hewan di laut yang juga berpengaruh terhadap kehidupan kita sendiri. Misalnya sampah plastik itu bisa amat berbahaya kalau dia terurai tidak sampai punah, dia akan bisa menjadi satu bentukan-bentukan mikronamoplastik yang kemudian dimakan oleh beragam jenis hewan entah itu planton atau ikan yang masuk ke dalam jejaring makanan kita yang akhirnya bisa juga mengganggu kesehatan kita sebagai manusia,” jelas Mohamad Abduh.

Nilai Ekonomi

Sampah ternyata bukan hanya menjadi momok bagi manusia kalau dikelola dengan baik. Ada jenis sampah yang dapat mendatangkan keuntungan misalnya sampah plastik. Pengelolaan sampah yang baik dapat memberi nilai ekonomi.

Di Manggarai Barat, ungkap Mohamad Abduh, telah ada kelompok atau Koperasi Unit Usaha Sampah Komodo. Kelompok ini mengupayakan agar sampah plastik dapat mempunyai nilai ekonomi melalui proses pengelolaan yang baik dan benar.

“Sebagai wujud kepedulian KKP terhadap kegiatan usaha pengelolaan sampah, pada tahun 2017 sudah memberikan bantuan berupa mesin pencacah sampah untuk menghancurkan sampah-sampah plastik menjadi butiran kecil yang kemudian bisa didaur ulang untuk dijadikan beragam bentuk produk yang bermanfaat,” papar Mohamad Abduh.

Lebih lanjut Mohamad Abduh menuturkan, pada kesempatan kali ini juga KKP akan memberikan perahu pengangkut sampah sebagai upaya menekan jumlah sampah dengan harapan bisa dimanfaatkan untuk mengambil sampah di laut.

Namun demikian Mohamad Abduh mengingatkan bahwa untuk menjaga kebersihan dan keindahan di pantai dan laut dibutuhkan kesadaran bersama yang diwujudkan dalam kepedulian untuk tidak membuang sampah di laut.

Pilar KKP

KKP mempunyai tiga pilar utama di dalam membangun sektor kelautan dan perikanan yakni kedaulatan, kesejahteraan dan keberlanjutan. Pada sisi kedaulatan, KKP menurut Mohamad Abduh, menteri Susi telah melakukan langkah-langkah konkrit yang sangat signifikan dalam menegakkan kedaulatan misalnya dengan menghapus ilegalfishing, yang sebelum-sebelumnya banyak sekali kapal asing mencuri ikan di wilayah perairan Indonesia.

“Sekarang boleh dibilang sudah signifikan sekitar 400-an kapal sudah ditenggelamkan dan itu berdampak terhadap ketersediaan sumber daya ikan kita di laut. Satu angka penelitian menunjukkan, dari yang semula 6,5 juta ton lalu naik ke 7,5 ton, naik lagi ke 9 juta ton dan terakhir hasil kajian itu menunjukkan potensi sumber daya ikan kita itu sekitar 12 juta ton dan itu hanya diperuntukkan bagi nelayan dan pengusaha ikan kita sendiri,” tutur Mohamad Abduh.

Oleh karena itu, Mohamad Abduh menghimbau agar menggunakan alat tangkap yang ramah lingkungan sehingga kekayaan sumber daya ikan dapat lestari dan diwariskan ke generasi-generasi berikutnya.

Aspek yang kedua adalah keberlanjutan. Dibutuhkan komitmen yang kuat dari semua pihak dalam merawat laut, salah satunya dengan menjaganya dari beragam cemaran.

“GBPL ini menjadi salah satu wujud kepedulian kita terhadap keberlanjutan yang menjadi pilar KKP,” tegas Mohamad Abduh.

Kegiatan GBPL, menurut Mohamad Abduh, juga merupakan rangkaian dari kegiatan Indonesia akan menjadi tuan rumah Our Ocean Conference (OOC) pada bulan Oktober 2018 di Bali yang mengundang pemimpin-pemimpin dunia yang mempunyai komitmen terhadap kelautan dengan melakukan perubahan bersama guna mengubah tantangan menjadi peluang kerja sama, inovasi, dan keberlanjutan.

“Our Ocean Conference adalah satu kegiatan internasional yang pesertanya kurang lebih 1500. Di sana akan hadir beberapa kepala negara, Menteri, NGO, pegiat lingkungan, yang rencananya akan diselenggarakan tanggal 29-30 Oktober 2018 di Bali,” tutur Mohamad Abduh.

Tujuan dari kegiatan Oer Ocean Conference ini, lanjut Mohamad Abduh, adalah untuk membangkit atau mewujudkan suatu komitmen global bagiamana kita semua sepakat untuk selalu menjaga laut kita, tentu saja kegiatan ini bisa berdamapk luas dan tentu kita berharap manfaatnya  juga akan banyak terhadap keberlanjutan beragam  sumber daya ikan kita di laut dan sekaligus mengurangi beragam cemarannya.

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Bupati Manggarai Barat, Drs. Agustinus Ch. Dula, menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Pusat yang tiada henti-hentinya memberi perhatian kepada masyarakat Manggarai Barat terutama dengan diselenggarakannya kegiatan GBPL yang dipusatkan di pantai Pede.

Bupati Gusti Dula juga menyampaikan apresiasi kepada OPD dan mitra-mitra terkait yang turut mengambil bagian dalam kegiatan bersih pantai dan laut yang dengan caranya masing-masing turut menjaga kebersihan di pantai dan laut.

Pada akhir kegiatan GBPL dilakukan penyerahan secara simbolis bantuan perahu pengangkut sampah dari Pemerintah Pusat melalui KKP kepada Pemerintah Daerah, penyerahan mesin pencacah plastik kresek untuk pengaplikasian plastic tar-road dari Kementerian PUPR, dan penyerahan bantuan Pusat Daur Ulang (DPU) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (Arnoldus Nggorong)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *