Menu Close

KPID NTT SELENGGARAKAN LITERASI MEDIA DI LABUAN BAJO

Loading

LABUAN BAJO – Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Provinsi Nusa Tenggara Timur menyelenggarakan kegiatan Literasi Media bagi siswa-siswi SMA/SMK di aula Hotel Green Prundi Kamis, (30/8/2018).

Kegiatan tersebut mengusung tema “Mewujudkan Masyarakat Cerdas dan Kritis Media”, dan diikuti 60 peserta dari 5 SMA/SMK di kota Labuan Bajo yakni SMA K St. Ignatius Loyola Labuan Bajo, SMAK Seminari Menengah St. Yohanes Paulus II Labuan Bajo, SMAN I Komodo Labuan Bajo, SMK Stella Maris Labuan Bajo, dan SMKN I Labuan Bajo. Setiap sekolah mengutus 10 pelajar didampingi 1 orang guru pendamping.

Tampil sebagai narasumber dalam kegiatan itu adalah Onesimus Y. M. Lauata,S.Pt., Wakil Ketua KPID NTT dengan materi “Literasi Media dan Dampaknya Bagi Generasi Muda”, dan Drs. Burhanudim Gesi, M.Hum, Koordinator Bidang Perijinan yang membawakan materi dengan tema “Penguatan Literasi Media Dari Aspek Perijinan”.

Wakil Ketua KPID, Onesimus Y. M. Lauata,S.Pt. saat membuka kegiatan tersebut mengatakan, kegiatan literasi media merupakan momentum bagi para pelajar untuk mendapat pengetahuan yang dibutuhkan dalam menyikapi informasi-informasi yang diperoleh baik dari media TV maupun radio.

Oleh karena itu, ujar Oni demikian biasa disapa, para pelajar dapat menjadi penerus informasi yang benar dan tepat kepada teman-teman baik di sekolah maupun di masyarakat dan yang tak kalah pentingnya juga di lingkungan keluarga.

Dengan demikian, ungkap Oni, tujuan dari kegiatan ini yakni terwujudnya masyarakat cerdas dan kritis media dapat tercapai dan lebih dari itu terbentuknya komunitas media di sekolah-sekolah dengan sikap kritis yang terpelihara dengan baik.

Drs. Burhanudim Gesi, M.Hum, saat tampil sebagai pembicara pada sesi pertama menjelaskan, KPID lebih memfokuskan perhatiannya pada lembaga penyiaran yakni TV dan radio, sedangkan media sosial dan internet bukan urusan kewenangan KPID.

Terkait dengan tugas dan kewajiban KPID, Burhan menjelaskan, ada beberapa diantaranya menjamin semua informasi itu layak dan benar sesuai dengan hak asasi manusia, menampung, meneliti dan menindaklanjuti aduan dan memelihara tatanan informasi nasional yang adil, merata dan seimbang.

Sedangkan hal-hal yang menjadi kewenangan KPID adalah menetapkan standar penyiaran, mengawasi pelaksanaan peraturan dan pedoman penyiaran, memberikan sanksi bagi lembaga penyiaran yang melakukan pelanggaran, dan melakukan koordinasi.

Sementara Onesimus Lauata pada sesi terakhir memaparkan lebih jelas tentang pentingnya literasi media dan dampaknya bagi generasi muda.

Kehadiran media TV dan radio dengan sekian banyak informasi yang diberikan membawa pengaruh positif dan negatif secara bersamaan. Dampak positif dan negatif dari media berjalan berdampingan.

Para pelajar sebagai generasi penerus diingatkan untuk memiliki kemampuan untuk menyaring setiap informasi. Generasi muda harus mampu menganalisis dan mengevaluasi informasi-informasi tersebut dengan baik lalu mengkomunikasikan pesan-pesan dalam berbagai bentuk yang memberikan manfaat bagi masa depannya.

Dalam konteks inilah, informasi-informasi yang diperoleh turut menentukan pilihan yang menjadi tujuan yang hendak dicapai seseorang di masa depan.

Pada kesempatan tersebut Onesimus Lauata menyoroti program siaran media massa TV yang lebih banyak untuk orang dewasa sekitar 91 %, porsi tayangan hiburan 97 % sedangkan porsi tayangan pendidikan cuma 3 %.

Menyikapi kondisi tersebut Onesimus Lauata memberikan tips bagi para pelajar bagaimana memilih program siaran yang bermanfaat diantaranya memperkuat dan meningkatkan kehidupan kerohanian, saat menonton hendaknya didampingi orang dewasa, dan mengikuti kegiatan-kegiatan sosial yang berguna bagi pengembangan diri, serta membentuk kelompok belajar.

Dalam sesi tanya jawab, para peserta sangat antusias yang nampak dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan kritis kepada narasumber.

Onesimus Lauata mengharapkan agar sikap kritis yang sama juga tetap terjaga dan terpelihara dalam diri para pelajar di mana pun berada dan dapat secara cerdas memilah mana informasi yang baik dan benar yang membawa manfaat, dan mana saja informasi yang dapat membahayakan diri sendiri.

Di penghujung acara, para peserta dibagikan sertifikat. (Arnoldus Nggorong)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *