Menu Close

KEMENKOMINFO KAMPANYE PENCEGAHAN STUNTING DI MABAR

Loading

LABUAN BAJO –Pagi cerah dengan langit biru nirmala menyambut sekelompok siswa MAN Manggarai Barat. Sebelumnya sudah ada beberapa bidan berseragam putih berdiri di halaman Kampus Politeknik El Bajo Commodus yang letaknya di Kampung Lancang, Kelurahan Wae Kelambu, Kecamatan Komodo. Waktu menunjukkan pukul 07.55.

Tak lama berselang beberapa kelompok siswa lainnya pun tiba disusul kaum ibu muda. Terdapat juga beberapa bapak dengan pakaian rapi. Mereka adalah peserta sosialisasi Genbest (Generasi Bersih dan Sehat). Satu per satu mereka antri berbaris di tempat registrasi, sebelum menuju ruangan aula Kampus El Bajo Commodus.

Ruang aula Kampus El Bajo Commodus yang sudah ditata apik dengan pajangan beberapa hadiah yang sengaja dikemas dan nampak elegan menggoda sejumlah peserta saling berebutan berselfi ria mengabadikan moment tersebut. Suasana pun menjadi ramai dan akrab.

Para peserta berasal dari berbagai sekolah menengah atas, perwakilan dari desa dan Ikatan BIdan Indonesia (IBI) antara lain SMAN 1 Komodo, SMAN 2 Komodo, SMAN 3 Komodo, MAN Manggarai Barat, SMK Stella Maris Labuan Bajo, SMK N 1 Labuan Bajo, SMA Katolik St. Ignatius Loyola Labuan Bajo, SMA Katolik St. Klaus Werang, SMAN 2 Sano Nggoang, MA Jabal Nur, SMA N 1 Boleng dan SMA Muhammadiyah Terang.

Sementara perwakilan desa yang turut diundang dalam kegiatan sosialisasi tersebut adalah Desa Batu Tiga, Golo Wedong, Golo Sengang, Watu Panggal, Tengku, Ngancar, Lumut, Ndoso, Kombo Selatan dan Golo Ndari. Setiap sekolah dan desa mengutus lima peserta.

Sedangkan IBI mengirimkan  utusan dari Rumah Sakit dan Puskesmas yang tersebar di Kabupaten Manggarai Barat.

Hari itu, Kamis (25 Juli 2019), Kementerian Komunikasi dan Informatika RI menyelenggarakan kegiatan Forum Sosialisasi Genbest dalam rangka penurunan prevalensi Stunting.

Permasalahan stunting yang cukup tinggi di Indonesia telah mendorong Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mencegah stunting. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melakukan kampanye nasional penurunan stunting.

Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui Direktorat Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan merupakan koordinator kampanye nasional penurunan prevalensi stunting.

Sarjono, Kasubdit Informasi dan Komunikasi Sosial, Direktorat Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, mengatakan, Genbest merupakan inisiasi Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik untuk menciptakan generasi bersih dan sehat serta bebas stunting. Genbest mendorong masyarakat khususnya kaum generasi muda agar menerapkan pola hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari.

Labuan Bajo yang sudah sangat populer dengan pariwisatanya menjadi salah satu prioritas Pemerintah dalam kampanye nasional penurunan prevalensi stunting. “Potensi daerah yang luar biasa hendaknya didukung oleh SDM yang unggul, tangguh dan memiliki daya saing”, ujar Sarjono.

Karena itu, Sarjono mengharapkan agar para peserta yang ikut dalam kegiatan ini dapat menjadi agen sekaligus pelopor di lingkungan tempat tinggalnya masing-masing untuk menggerakkan masyarakat bergotong royong melakukan kegiatan kebersihan.

Sementara itu, Ir. Dominikus Damsut, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Manggarai Barat menyambut baik dengan penuh kehangatan dilakukannya kampanye nasional prevalensi stunting di Manggarai Barat.

Domi Damsut pun memberikan ekspektasi kepada para peserta supaya memanfaatkan kesempatan sosialisasi ini untuk memperkaya pengetahuan dan meningkatkan pemahaman tentang perilaku hidup bersih dan sehat.

Jadi Prioritas Pemerintah

Masih cukup tingginya prevalensi stunting di Indonesia juga mendapat perhatian dunia. Prevalensi stunting di Indonesia pada tahun 2018 adalah 30,8 %. Artinya tiga dari sepuluh balita masih mengalami stunting akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada periode 1000 hari pertama kelahiran (HPK).

Menanggapi kondisi tersebut Pemerintah Indonesia di era Pemerintahan Jokowi-JK melakukan intervensi dalam dua skema.Pertama, intervensi spesifik atau gizi dengan melakukan pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil dan anak, suplementasi gizi, pemberitan tablet tambah darah dan konsultasi.

Sedangkan yang kedua adalah intervensi sensitif atau non gizi seperti penyediaan sanitasi dan air bersih, lumbuh pangan, alokasi dana desa, edukasi, dan sosialisasi.

“Kampanye ini diharapkan menjadi gerakan bersama semua unsur dalam upaya mencegah stunting di Indonesia yang mana Kominfo menjadi koordinator isu sektoral ini ini sebagaimana diamanatkan inpres nomor 9 tahun 2015,” ungkap Sarjono.

Dalam pada itu, Martinus Hanto yang tampil sebagai nara sumber pada kesempatan tersebut mengatakan hal yang perlu dilakukan untuk mencegah stunting adalah memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan gizi pada 1000 hari pertama kelahiran yaitu saat terjadinya pembuahan hingga anak berusia 24 bulan.

“Pada masa ini pemberian gizi yang berimbang bagi ibu hamil dan bayi menjadi yang paling penting,” tutur Martinus Hanto.

Menurut Martinus Hanto, Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama, umumnya karena asupan makanan yang tidak sesuai kebutuhan gizi.

Karena itu, Martinus Hanto memaparkan, menu makanan keluarga yang disajikan mesti memenuhi prinsip beragam, bergizi, seimbang dan aman  atau B2SA sebagai langkah konkrit dalam memerangi stunting.(Arnoldus Nggorong)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *