Menu Close

Bupati Edi : Suguhkan Pangan Lokal, Cara Lain Memanfaatkan Industri Pariwisata Labuan Bajo

Loading

Labua Bajo, Kominfomabar – Industri pariwisata Labuan Bajo, kian hari kian menggeliat. Geliat industry pariwisata itu harus dapat dimanfaatkan oleh masyarakat setempat. Sehingga masyarakat tidak terkesan hanya jadi penonton. Salah satu caranya adalah memberi suguhan kepada para tamu yang berkunjung dengan pangan lokal.

Hal ini disampaikan oleh Bupati Manggarai Barat, Flores, NTT, Edistasius Endi, SE saat menyampaikan sambutan pada kegiatan peletakan batu pertama gereja Kapela St. Ignatius, Tebedo, Desa Pota Wangka, Kecamatan Boleng, Minggu (26/02).

Disampaikan Bupati Edi, perkembangan industri pariwisata Labuan Bajo, hingga saat ini belum memberikan dampak yang signifikan pada peningkatan ekonomi masyarakat lokal, khususnya yang ada di desa.

“Di tengan kemajuan sector industry pariwisata Labuan Bajo, kita harus mampu mengambil bagian. Kita harus menjadi subyek. Tidak boleh kita jadi penonton, dengan berdiam diri saat yang lain bergerak memanfaatkanya,” jelas Bupati Edi

Industri pariwisata Labuan Bajo, lanjut Bupati Edi, telah menghipnotis banyak orang, utamanya yang punya kreatifitas. Yang punya kreatifitas, telah memanfaatkanya dengan sangat maksimal. Dampaknya adalah peningkatan ekonomi keluarga.

Sayangnya, dari sekian yang punya kemampuan dalam memanfaatkan perkembangan industry pariwisata Labuan Bajo itu, kebanyakan adalah warga yang tinggal di Labuan Bajo. Sementara warga masyarakat yang tinggal di pedesaan, belum mampu memanfaatkanya dengan maksimal.

Contoh sederhan, lanjut Bupati Edi, adalah suguhan makanan yang diterimanya dari warga dalam setiap kunjungan kerja.

Bupati Edi prihatin, karena setiap melakukan kunjungan kerja ke desa-desa, warga setempat selalu memberi suguhan makanan yang bahan-bahannya harus dibeli di pengusaha.

“Seperti pada saat ini, kita disuguhkan kue tar, roti, dan lain-lain. Kue Tar itu terbuat dari bahan-bahan yang harus kita beli di pengusaha. Tepung kita beli, gula kita beli, bahan-bahan yang lain juga kita beli,” kata Bupati Edi

Jika semua bahan harus dibeli, lanjut Bupati Edi, maka yang untung adalah pengusaha. Saat pengusaha kian untung, kita pasti akan kian terpuruk! Karena uang habis, hanya untuk membeli bahan-bahan.

Karena itu, lanjut Bupati Edi, seyogyanya dalam berbagai kesempatan warga harus mampu memanfaatkan potensi yang ada di sekitar, yang persediaanya tidak pernah habis.

“Kita mulai dari hal-hal yang sederhana. Saat menerima kunjungan kerja seperti ini, tidak perlu kami disuguhkan kue tar, roti dan lain sebagainya. Manfaatkan potensi yang ada di sekitar. Ada Ubi, ada Pisang, ada Ketela. Kenapa kita tidak manfaatkan potensi yang sudah ada itu?” tanya Bupati Edi.

Dengan memanfaatkan potensi lokal yang sudah ada dan tersedia itu, kata Bupati Edi, pasti akan membawa dampak ekonomi bagi warga.

Pangan lokal bisa menjadi alternatife utama suguhan kepada para tamu, jika dikembangkan dengan baik dan dibarengi dengan pelatihan pengolahan pangan yang baik pula. (EfjE-Frument TIM IKP Mabar)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *