Menu Close

Bupati Edi Endi Inginkan Festival Golo Koe Menjadi Agenda Rutin Setiap Tahun

Loading

Labuan Bajo, Kominfo Mabar-Selama sepekan Keuskupan Ruteng bekerja sama dengan Pemda Manggarai Barat, BPOLBF, dan para stake holder pariwisata, komunitas lintas agama dan pihak terkait sukses menggelar ‘ Festival Golo Koe’ di Labuan Bajo NTT. Festival dilaksanakan sejak 8 Agustus hingga berakhir Senin malam(15/8/2022).

Bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi, SE, saat acara penutupan Festival Golo Koe di Waterfront City, Labuan Bajo mengatakan Festival Golo Koe akan menjadi agenda rutin tahunan di Labuan Bajo.

“Kita jadikan moment festival Golo Koe menjadi agenda rutin yang dilaksanakan pada tanggal dan bulan yang sama untuk tahun-tahun yang akan datang,” kata Bupati Manggarai Barat.

Bupati mengungkapkan, kegiatan Festival Golo Koe magnetnya sangat luar biasa. Semuanya itu tentu karena kerja keras dan kolaborasi yang baik antara pihak Gereja dan Pemda Manggarai Barat.

“Saya kira ini harus kita budayakan, tidak hanya di event festival Golo Koe. Saya kira tidak hanya berhenti di tahun ini saja,” ungkapnya.

Menurut Bupati, kedepan festival Golo Koe harus menjadi dampak yang luar biasa untuk seluruh sektor, sendi kehidupan, berumat, berbangsa dan bernegara.

Kepada semua pihak yang telah berkontribusi mensuskseskan festival, Ia menyampaikan terima kasih dan menyampaikan permohonan maaf, bila ada hal- hal yang kurang berkenan selama festival.

Hal senada juga disampaikan Uskup Ruteng, Mgr.Siprianus Hormat. Uskup Siprianus menegaskan Festival Golo Koe Labuan Bajo, akan menjadi festival rutin tahunan Gereja Keuskupan Ruteng.

Menurutnya, festival religi kultural Golo Koe telah mencapai tujuan utama yakni pariwisata adalah pesta rakyat.

“Pariwisata bukan hanya pesta turis, tetapi juga pesta Masyarakat kita. Pariwisata bukan hanya “gawean” orang berduit, tetapi juga ‘lonto leok’ kita,” tutur Uskup Sipri.

Uskup mengungkapkan, pariwisata haruslah berpartisipasi. Bukan hanya dalam hal kesejahteraan dan bukan sekedar penerima pasif (obyek) keuntungan ekonomi.

Uskup Ruteng ini lebih lanjut menjelaskan, berpartisipasi berarti masyarakat lokal menjadi pelaku, menjadi subyek pariwisata. Yang mendesain pariwisata sesuai kearifan lokal dan roh spiritualitas setempat, yang melaksanakan pariwisata dalam semangat persaudaraan dan kebhinekaan.

Pesta rakyat ‘ festival Golo Koe 2022 telah berakhir dengan membunyikan gong, gendang meriah serta kembang api meluncur ke udara sebagai Simbol penutupan resmi festival Golo Koe, Senin malam (15/8)

Pesta rakyat ini diikuti semua umat utusan paroki se- keuskupan Ruteng dan lembaga, anak-anak sekolah, mahasiswa/i, kelompok etnis dan komunitas lintas agama, para pelaku UMKM pameran dan kuliner.

(Hans-Tim IKP Kominfo Mabar)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *